Terbit di Liputan6.com

      Ketika Pecinta Alam Peduli Literasi
      “Buku untuk Sahabat Lereng Timur Merbabu” demikian tag line dalam poster acara yang dilakukan pada tanggal 29-30 April 2017 lalu. Acara yang diinisiasi oleh Banana Adenture, sebuah komunitas pecinta alam, tersebut merupakan acara donasi buku untuk sebuah taman bacaan yang terdapat di dusun Wonolelo, Ngagrong, Ampel, Boyolali.
      Awalnya, di dusun tersebut telah berdiri sebuah taman bacaan yang bernama Jendela Merbabu. Namun, karena taman bacaan tersebut bertempat di basecamp Rempala, salah satu posko kebakaran hutan Merbabu, menjadikan kondisi taman bacaan terbengkalai dan tidak tertata.
      Untuk meningkatkan kembali minat baca masyarakat sekitar, diadakanlah aksi donasi buku untuk para pecinta alam. Info acara disebar melalui poster dan foto di sosial media.  Panitia mengemasnya menjadi acara duet dengan kegiatan yang sesuai untuk para pecinta alam, river trekking dan rappelling.
      Untuk menjaring peminat, peserta diberi kebebasan menentukan pilihan. Peserta boleh memilih donasi buku saja, atau ikut even river trekking dan  rappelling, atau bahkan keduanya.
      Dari aksi tersebut terkumpul 70 pack buku tulis, 70 pack pensil, 70 pack bolpoin, 40 tas kain, dan sejumlah buku bacaan. Untuk buku bacaan, panitia masih harus melakukan penyortiran, agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar, terlebih anak-anak.
      Acara dimulai hari Sabtu, 29 April 2017. Diawali dengan lomba untuk anak-anak. Lomba-lomba tersebut adalah: estafet lingkaran menggunakan lidi, memasukkan pensil dalam botol, estate lempar tepung, dan lomba tarik tambang.
      Meski begitu, kegiatan tak hanya untuk anak-anak. Di hari Sabtu malam, panitia memutarkan film dokumenter untuk mengedukasi anak-anak dan warga. Film-film itu adalah: film tentang kehidupan suku Baduy, film tentang Lewa (perburuan ikan paus yang diadakan setahun sekali) di suku Lembata,  Ekspedisi Indonesia Biru, dan ditutup dengan film Warkop Reborn.
      Acara ditutup di hari Minggu dengan melakukan lomba mewarnai untuk anak-anak, diikuti penyerahan hadiah untuk seluruh pemenang.
      “Ke depannya, setiap dua bulan sekali kami akan mengadakan pelatihan kreatifitas untuk anak-anak. Belajar di alam, atau aktifitas lain,” ujar Desi Wiwidiyati, salah seorang panitia.
      Desi juga menyampaikan bila taman bacaan tersebut masih menerima donasi buku. “Donatur bisa menyampaikan kepada kami, Banana Adventure, atau diserahkan ke rumah Bapak Suripno, sang pemilik rumah, yang merupakan basecamp Rempala, dan taman bacaan.” [ ]
      Lintang Kinanti
   
     ``````````````
Tulisan tersebut tayang di liputan6.com
Sebetulnya, pemuatan tulisan ini sudah sangat lama. Tepatnya pada tanggal 31 Mei 2017 lalu. Karena sayanya terlampau pemalas, jadilah baru sekarang diposting di blog. Mohon, jangan ditiru bagian pemalas ini.

Ini pertama kalinya mengirim tulisan untuk media online. Karena itu saya sempat sedikit kaget dengan beberapa perbedaan pemuatan tulisan di media cetak.
Untuk di media online, begitu naskah dikurasi dan dinyatakan lolos, langsung dipublish hari itu juga. Di tulisan ini, nama saya justru ditulis di akhir naskah.
Sementara, jika media cetak, berlaku sebaliknya.
Tapi, begitulah, semua media memiliki syarat dan ketentuan sendiri. Tidak bisa disama ratakan.

Sebetulnya, ada kesalahan yang cukup mengganggu. Tentang penulisan nama daerahnya. Di sana, bagian awal tertulis, Brasil. Padahal sebenarnya Boyolali. Mungkin, di sini saya juga turut andil dalam kesalahan tersebut, dengan tidak memberikan koreksi.. Tapi, semoga kesalahan tersebut tidak merusak informasi yang disampaikan.
Untuk membaca versi online, bisa dibaca di m.liputan6.com/citizen6/read/2971444/buku-untuk-sahabat--di-taman-baca-lereng-timur-merbabu?
   
     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Pertama di Perada Koran Jakarta

Yulia Hartoyo, Meracik Jamu Karena Rindu

Gado-gado Femina edisi 19, 7-13 Mei 2016